Di kampung Nasiruddin Hoja tersebutlah seorang kaya namun pelit tak terkira. Orang itu terkenal medit bin bakhil tiada tandingannya. Tak seorang pun pernah diberi ketika meminta bantuan, kecuali hanya serentetan ucapan, yang senantiasa dibalut dengan segudang alasan alias kojahan.
Suatu hari Nasiruddin beniat untuk mengerjainya, dengan menemui manusia kaya namun pelit tadi, "Tolong, beri saya uang," pintanya.
"Untuk apa?" si pelit bertanya.
"Aku ingin membeli... seekor gajah," jawab Nasiruddin seenaknya.
Si kaya tersenyum penuh makna, lantas berkata dengan seenaknya, "Jika kau ku beri uang untuk beli gajah, engkau tak akan mampu memeliharanya, karena kau tak memiliki uang untuk merawatnya."
"Aku datang kesini," Kata Nasiruddin, "Untuk mendapatkan uang, bukan nasihat bin kojahan."
Kemudian Nasiruddin ngeloyor pergi, sedang si pelit hanya terdiam malu hati.
Dikutip dari :
Buku : " Seri Kisah Jenaka Sarat Makna edisi
3 oleh Dhurorudin Mashad
Semoga bisa diambil pelajaran dari kisah di atas
yah.. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar