Nasiruddin Hoja merasa badannya
agak pegal bin linu. Ia telah minum jamu, namun badannya tetap terasa linu.
Oleh karena itu, ia bermaksud kungkum berendam di permandian
air hangat, guna menghilangkan rasa pegal (penat). Nasiruddin berangkat dengan
pakaian seadanya, sekedarnya, bahkan super sederhana untuk tak disebut compang
camping. Karena itu, para pelayan pemandian memperlakukan Nasiruddin dengan
seenaknya, kurang respek alias tak memberikan rasa hormat kepadanya. Apriori,
itulah bahasa keren-nya. Padahal, pembeli adalah raja,
demikian prinsip dalam pemasaran pada umumnya. Tapi, prinsip itu tak berlaku
bagi sang penjaga untuk Nasiruddin Hoja. Nasiruddin hanya diberi sepotong
kecil sabun plus selembar handuk tua.
Merasa diperlakukan tak sama dengan
pengunjung lainnya, Nasiruddin diam saja, menerima apa adanya, tak protes
apa lagi unjuk rasa. Bahkan selesai kungkum alias mandi
berendam, Nasiruddin justru memberi hadiah sang penjaga dua keping uang
emas tanpa secuilpun memperlihatkan keluhan apa lagi kemarahan.
Akibat pemberian tip Nasiruddin Hoja yang
besar jumlahnya, para penjaga bergumam (berkata) dalam hati, "Wah,
kalau Nasiruddin lain kali diperlakukan lebih baik, pasti dia akan memberi
hadiah lebih besar."
Benar, sepekan kemudian Nasiruddin datang
lagi di tempat pemandian. Berbeda dengan sebelumnya para pelayan bersaing
memberi pelayanan secara lebih prima kepada Nasiruddin Hoja. Ia diperlakukan
bak seorang raja, lebih dimanjakan dibanding para pengunjung lainnya. ia
dipijat, diminyaki, diberi parfum, bahkan dibersihkan secara prima
sampai-sampai daki tidak ada yang tersisa.
Namun, selesai mandi Nasiruddin justru hanya
memberi dua keping uang tembaga yang paling kecil nilainya.
"Uang ini," kata Nasiruddin, "adalah untuk
pelayananmu minggu lalu. Sedangkan uang emas seminggu lalu untuk pelayananmu
hari ini."
Setelaj itu Nasiruddin ngeloyor pergi,
sedangkan para penjaga hanya ngelongo (bengong) tak enak hati akibat ledekan
dan sindiran tadi.
Dikutip dari :
Buku : " Seri Kisah Jenaka Sarat Makna edisi
3 oleh Dhurorudin Mashad
Semoga bisa diambil pelajaran dari kisah di atas
yah.. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar