Text

-- MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN --

Menu

Sabtu, 14 April 2012

Penilaian Pada Penampilan



Nasiruddin Hoja merasa badannya agak pegal bin linu. Ia telah minum jamu, namun badannya tetap terasa linu. Oleh karena itu, ia bermaksud kungkum berendam di permandian air hangat, guna menghilangkan rasa pegal (penat). Nasiruddin berangkat dengan pakaian seadanya, sekedarnya, bahkan super sederhana untuk tak disebut compang camping. Karena itu, para pelayan pemandian memperlakukan Nasiruddin dengan seenaknya, kurang respek alias tak memberikan rasa hormat kepadanya. Apriori, itulah bahasa keren-nya. Padahal, pembeli adalah raja, demikian prinsip dalam pemasaran pada umumnya. Tapi, prinsip itu tak berlaku bagi sang penjaga untuk Nasiruddin Hoja. Nasiruddin hanya diberi sepotong kecil sabun plus selembar handuk tua.

Merasa diperlakukan tak sama dengan pengunjung lainnya, Nasiruddin diam saja, menerima apa adanya, tak protes apa lagi unjuk rasa. Bahkan selesai kungkum alias mandi berendam, Nasiruddin justru memberi hadiah sang penjaga dua keping uang emas tanpa secuilpun memperlihatkan keluhan apa lagi kemarahan.
Akibat pemberian tip Nasiruddin Hoja yang besar jumlahnya, para penjaga bergumam (berkata) dalam hati, "Wah, kalau Nasiruddin lain kali diperlakukan lebih baik, pasti dia akan memberi hadiah lebih besar."

Benar, sepekan kemudian Nasiruddin datang lagi di tempat pemandian. Berbeda dengan sebelumnya para pelayan bersaing memberi pelayanan secara lebih prima kepada Nasiruddin Hoja. Ia diperlakukan bak seorang raja, lebih dimanjakan dibanding para pengunjung lainnya. ia dipijat, diminyaki, diberi parfum, bahkan dibersihkan secara prima sampai-sampai daki tidak ada yang tersisa.

Namun, selesai mandi Nasiruddin justru hanya memberi dua keping uang tembaga yang paling kecil nilainya.

"Uang ini," kata Nasiruddin, "adalah untuk pelayananmu minggu lalu. Sedangkan uang emas seminggu lalu untuk pelayananmu hari ini."

Setelaj itu Nasiruddin ngeloyor pergi, sedangkan para penjaga hanya ngelongo (bengong) tak enak hati akibat ledekan dan sindiran tadi.

Dikutip dari :
Buku : " Seri Kisah Jenaka Sarat Makna edisi 3 oleh Dhurorudin Mashad

Semoga bisa diambil pelajaran dari kisah di atas yah.. ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BlogWalking... Kunjungi terus yahh blog saya, SALAM KENAL..!!! KILK DI SINI untuk melihat profil facebook saya